Peluncuran Lion Air Dalam Penerbangan Haji 2025, Apakah Dapat Menyediakan Layanan Terbaik?

Rabu, 23 Apr 2025

Jumlah jemaah haji Indonesia pada tahun ini mencapai 221.000 orang, yang terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Jemaah akan diberangkatkan dalam dua gelombang, yaitu gelombang pertama dari 2 hingga 16 Mei 2025 dan gelombang kedua dari 17 hingga 31 Mei 2025. Pada musim haji 2025, maskapai Lion Air akan memulai penerbangan haji, bersaing dengan Garuda Indonesia dan Saudia Arabian Airline, dengan rute dari dua embarkasi, Padang dan Banjarmasin. Direktur Produksi Lion Air, Rachmat Diansyah Putra, menyatakan bahwa mereka telah menyiapkan empat pesawat Airbus A330 seri CEO dan satu Airbus 330 seri NEO. Rachmat menjelaskan bahwa berdasarkan jadwal yang ada, mereka akan menggunakan dua pesawat untuk mengantisipasi kemungkinan irregularities, dengan penempatan dua pesawat di Padang dan tiga pesawat di Banjarmasin. Dalam operasional sehari-hari, masing-masing embarkasi akan menggunakan satu pesawat. Rachmat juga menambahkan bahwa jadwal penerbangan di setiap embarkasi telah ditentukan, dengan Padang memiliki 15 kelompok terbang (kloter) dan Banjarmasin 13 kloter. Untuk Padang, tujuh kloter akan terbang ke Madinah dan delapan kloter ke Jeddah, sedangkan Banjarmasin akan memiliki enam kloter ke Madinah dan tujuh kloter ke Jeddah. Saat pemulangan, satu pesawat stand by akan disiapkan untuk mengantisipasi irregularities yang mungkin terjadi.

Jumlah jemaah haji Indonesia pada tahun ini mencapai 221.000 orang, yang terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Jemaah akan diberangkatkan dalam dua gelombang, yaitu gelombang pertama dari 2 hingga 16 Mei 2025 dan gelombang kedua dari 17 hingga 31 Mei 2025. Pada musim haji 2025, maskapai Lion Air akan memulai penerbangan haji, bersaing dengan Garuda Indonesia dan Saudia Arabian Airline, dengan rute dari dua embarkasi, Padang dan Banjarmasin. Direktur Produksi Lion Air, Rachmat Diansyah Putra, menyatakan bahwa mereka telah menyiapkan empat pesawat Airbus A330 seri CEO dan satu Airbus 330 seri NEO. Rachmat menjelaskan bahwa berdasarkan jadwal yang ada, mereka akan menggunakan dua pesawat untuk mengantisipasi kemungkinan irregularities, dengan penempatan dua pesawat di Padang dan tiga pesawat di Banjarmasin. Dalam operasional sehari-hari, masing-masing embarkasi akan menggunakan satu pesawat. Rachmat juga menambahkan bahwa jadwal penerbangan di setiap embarkasi telah ditentukan, dengan Padang memiliki 15 kelompok terbang (kloter) dan Banjarmasin 13 kloter. Untuk Padang, tujuh kloter akan terbang ke Madinah dan delapan kloter ke Jeddah, sedangkan Banjarmasin akan memiliki enam kloter ke Madinah dan tujuh kloter ke Jeddah. Saat pemulangan, satu pesawat stand by akan disiapkan untuk mengantisipasi irregularities yang mungkin terjadi.

Apa yang Menyebabkan Lion Air Diterima dalam Seleksi Angkutan Haji 2025? Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, mengungkapkan bahwa dalam penyelenggaraan haji 2025, terdapat tiga maskapai yang berhasil lolos seleksi. "Dua di antaranya adalah Garuda Airlines dan Lion Air Group, sedangkan Saudi Airlines merupakan vendor dari luar negeri. Dengan demikian, terdapat dua maskapai dalam negeri dan satu dari luar negeri," jelas Hilman. Ia menambahkan bahwa Lion Air terpilih sebagai salah satu dari tiga maskapai yang dipilih dari empat maskapai yang telah mengajukan diri atau diundang oleh pemerintah untuk hadir dalam rapat dengar pendapat. "Pada 2 Januari 2025, Komisi VIII dan pemerintah mengadakan RDP dengan para direktur utama ketiga maskapai yang terpilih serta pihak Citilink," ungkap Hilman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI pada 6 Januari 2025. Hilman juga menjelaskan bahwa Lion Air, yang memulai operasionalnya pada tahun 2000, terpilih sebagai salah satu maskapai dalam negeri karena telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Keputusan Kementerian Agama didasarkan pada Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1197 Tahun 2024 mengenai Pedoman Penyediaan Transportasi Udara untuk Jemaah Haji Reguler Tahun 1446 H/2025. "Kami memiliki dasar yang kuat, termasuk pengalaman masing-masing maskapai dan faktor-faktor terkait kinerja tepat waktu," ungkap Hilman. Mengenai masukan Anggota DPR terhadap Lion Air, Anggota Komisi VIII DPR RI, Mahdalena, mengungkapkan harapannya bahwa kehadiran Lion Air sebagai maskapai penerbangan jemaah haji Indonesia tahun ini dapat mengurangi kemungkinan keterlambatan baik dalam perjalanan menuju maupun dari tanah suci, sehingga memberikan kenyamanan lebih bagi jemaah. Diketahui bahwa masalah keterlambatan sering menjadi kendala dalam penyelenggaraan ibadah haji setiap tahunnya. "Kehadiran Lion Air, bersama dengan Garuda Indonesia dan Arab Saudi Airlines, diharapkan dapat meningkatkan jumlah armada penerbangan untuk jemaah haji Indonesia. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi potensi keterlambatan jadwal penerbangan menuju atau dari tanah suci, sehingga jemaah akan merasa lebih nyaman," kata Mahdalena dalam pernyataan tertulisnya kepada Parlementaria di Jakarta. "Oleh karena itu, kami berharap dengan penambahan armada dari Lion Air, potensi keterlambatan dapat diminimalkan," pintanya.

Politisi dari Fraksi PKB menyatakan bahwa masalah keterlambatan penerbangan sering kali mengganggu jadwal keberangkatan dan kepulangan jemaah haji Indonesia dari tanah suci. Ia menambahkan bahwa keterlambatan ini bisa berlangsung berjam-jam, yang menyebabkan ketidaknyamanan, terutama bagi jemaah yang berusia lanjut. "Oleh karena itu, kami berharap dengan penambahan armada dari Lion Air, potensi keterlambatan dapat diminimalkan," ujarnya.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.