Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung pengembangan kekayaan intelektual (IP) dalam bidang animasi agar lebih dikenal dan memiliki daya saing di tingkat global. Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta pada hari Jumat, Menekraf menekankan pentingnya penguatan ekosistem industri animasi nasional melalui pengembangan IP lokal. “Jumlah animator yang semakin banyak akan memperkaya aspek kreativitas. Animasi memerlukan agen kreativitas, dan kemampuan animator lokal sudah terbukti,” ungkap Menekraf Riefky. Riefky juga menyampaikan dukungannya terhadap salah satu pelopor karya animasi yang berfokus pada isu sosial dan lingkungan, yaitu Pipilaka. Ia menjelaskan bahwa Pipilaka, yang berada di bawah naungan Yayasan Pipilaka, berkomitmen untuk menyelenggarakan kegiatan edukasi, sosial, budaya, dan seni. Program ini bertujuan untuk mengembangkan animasi lokal dengan pendekatan yang berfokus pada lingkungan dan kemanusiaan. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, mengungkapkan bahwa Pipilaka memiliki potensi yang signifikan dalam menciptakan ekosistem animasi yang berkembang, terutama dari aspek teknologi. Ia menambahkan bahwa Pipilaka dapat berfungsi sebagai penghubung masyarakat, sehingga dapat terintegrasi dengan aset-aset yang telah ada. "Walaupun fokus utamanya adalah anak-anak, langkah kecil ini memiliki dampak yang besar bagi generasi mendatang. Setelah menciptakan IP lokal, hal tersebut dapat dikembangkan menjadi merchandise atau berkolaborasi dengan IP lokal lainnya yang sudah terkenal," ujar Irene. Irene juga menjelaskan bahwa berbagai aktivasi dan lokasi dapat digunakan untuk menampilkan karya animasi Pipilaka, seperti di stasiun, bandara, atau tempat umum lainnya agar karya para animator lokal lebih terlihat. Selain itu, Taman Ismail Marzuki dan Kota Tua Jakarta juga dapat dimanfaatkan untuk pameran imersif. Dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diharapkan dapat semakin memperkuat semangat Pipilaka dalam mengembangkan kekayaan intelektual lokal melalui berbagai acara kreatif yang berbasis pada konsep imersif. "Animasi Pipilaka tidak hanya memiliki dimensi bisnis, tetapi juga aspek sosial, sehingga pengembangan kekayaan intelektual lokal dapat memberikan dampak yang lebih luas," ujarnya. Diketahui bahwa nama Pipilaka berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti semut. Filosofi Pipilaka mencerminkan nilai-nilai gotong royong, di mana tindakan kecil dapat menghasilkan dampak yang signifikan. Yayasan ini berfokus pada penyelenggaraan acara seni yang bersifat edukatif, mendukung berbagai tujuan kemanusiaan dan lingkungan, dengan melibatkan anak-anak melalui format animasi maupun aksi langsung.