Pendataan mengenai pendidikan gratis yang diinisiasi oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud dan Seno Aji, masih berlangsung. Program populis yang dikenal dengan nama Gratispol, yang diluncurkan oleh kepala daerah terpilih, ditargetkan untuk dilaksanakan dalam waktu 100 hari kerja dan saat ini sedang dipercepat pelaksanaannya. Rancangan alur serta mekanisme untuk pendidikan gratis dari jenjang S1 hingga S3 pada tahun pertama pelaksanaan akan dialokasikan kepada Program Studi (Prodi) yang memiliki akreditasi unggul atau A. Pemprov Kaltim telah menerbitkan surat dengan nomor 400.3 1/2/B.KESRA-I/2025 yang berisi lampiran mengenai pemberitahuan Pendataan Program Pembiayaan Pendidikan Gratispol yang terus diperbarui. "Saat ini, pendataan difokuskan pada institusi yang telah mendapatkan akreditasi A terlebih dahulu untuk menetapkan skala prioritas. Beberapa program studi di kampus Samarinda dan daerah lainnya sedang mengumpulkan data, dan tahun depan pendataan akan mencakup semua akreditasi A, B, C, serta lainnya," ungkap Anggota Tim Transisi, Bohari Yusuf, kepada awak media pada hari Sabtu (8/3/2025). Anggaran sebesar Rp778,9 miliar telah disiapkan pada tahap awal untuk merealisasikan janji Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud dan Seno Aji, yang diperkirakan akan terlaksana sebelum semester ganjil pada pertengahan tahun ini. Pemprov Kaltim menegaskan bahwa dalam 100 hari pertama, program ini sudah dapat diumumkan kepada penerimanya. Rencana anggaran untuk tahun 2026 dan seterusnya akan ditujukan kepada seluruh masyarakat Kaltim secara menyeluruh. Hal ini juga mencakup kualifikasi usia, di mana akan ada afirmasi dan persiapan khusus yang akan dilakukan. "Kita belum dapat mengakomodasi semua mahasiswa, terutama bagi mahasiswa baru yang masuk setelah periode 100 hari pertama," tegasnya. Seorang anggota Tim IT Gratispol Pemprov Kaltim, yang meminta namanya tidak disebutkan, menambahkan bahwa hingga Sabtu (8/3/2025), hanya beberapa program studi unggulan dari perguruan tinggi di Kota Samarinda yang telah mengirimkan data mahasiswanya. "Data mahasiswa di program studi unggulan yang telah bertemu dengan tim transisi pada 23 Februari 2025 lalu, sudah mencapai 90 persen yang masuk ke dalam sistem kami. Beberapa di antaranya berasal dari Universitas Mulawarman, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Universitas Nahdlatul Ulama Kaltim, Universitas Muhammadiyah Kaltim, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris, Sekolah Tinggi Kesehatan Kaltim, dan lebih dari lima perguruan tinggi lainnya yang telah menyetorkan data," jelasnya.