Foto: karanganyarkab.go.id

JPPI Menolak Usulan Untuk Menghadirkan Guru Asing Di Sekolah Garuda

Selasa, 14 Jan 2025

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menolak rencana untuk mendatangkan guru asing ke SMA Garuda. Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menyatakan bahwa langkah tersebut justru akan memperburuk kesenjangan dalam kualitas pendidikan di Indonesia.

"Jika ini dipaksakan, maka akan muncul masalah baru. Kita memiliki masalah serius, tetapi pemerintah tidak memikirkan cara untuk menyelesaikannya, melainkan lebih memilih solusi instan yang dapat dibanggakan. Hal ini hanya akan menguntungkan segelintir siswa di Sekolah Garuda. Bagaimana dengan anak-anak yang tidak bersekolah di sana? Ini akan semakin memperparah kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini perlu dipikirkan kembali agar tidak terjadi," tegas Ubaid kepada KBR pada Selasa (14/1/2025).

Ubaid menekankan bahwa fokus utama seharusnya adalah meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh, bukan hanya di sekolah-sekolah tertentu. 

Ia juga menyoroti isu kesejahteraan guru di Indonesia.

"Baru-baru ini, masih banyak pembicaraan mengenai tunjangan kinerja yang belum dibayarkan kepada dosen. Banyak guru di sekolah yang hanya digaji antara Rp100 ribu hingga Rp300 ribu. Oleh karena itu, masalah ini harus segera diselesaikan," ungkap Ubaid.

Ubaid khawatir bahwa rencana ini akan semakin memperlebar kesenjangan antara guru dan sekolah. Menurutnya, kebijakan tersebut dapat memicu kecemburuan sosial dan diskriminasi dalam dunia pendidikan.

Ubaid mengusulkan agar pemerintah memprioritaskan upaya untuk secara bertahap dan menyeluruh meningkatkan kualitas pendidikan.

"Terjadi kecemburuan sosial dan diskriminasi baru dalam sektor pendidikan yang merugikan siswa, sementara para guru juga terpinggirkan dan menjadi korban. Hal ini akan memperburuk kualitas pendidikan di Indonesia," ungkap Ubaid.

Ia juga menekankan bahwa solusi instan seperti mendatangkan guru asing tidak akan menyelesaikan masalah secara mendasar. Sebaliknya, kehadiran guru asing justru dapat menjadi bumerang dan memperburuk situasi yang sudah ada.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menyatakan bahwa SMA Unggulan Garuda akan mendatangkan guru dari luar negeri untuk mengajar di sekolah tersebut. Kehadiran guru asing diharapkan dapat memberikan wawasan untuk mencapai pendidikan di universitas terkemuka dunia.

Namun, Stella menegaskan bahwa mayoritas pengajar di SMA Unggulan Garuda adalah guru nasional. Sekolah ini juga akan menerapkan Kurikulum International Baccalaureate (IB).


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar