Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo, Handoko, menyatakan bahwa organisasinya siap bertransformasi menjadi partai politik yang mendukung Presiden ke-7, Joko Widodo. "Jika Pak Jokowi memberikan instruksi demikian, kami akan siap," ungkap Handoko kepada Antara pada hari Rabu. Handoko menegaskan bahwa Projo selalu membuka pintu bagi Jokowi atau siapa pun yang mendukung langkah politik mantan gubernur DKI Jakarta tersebut. Namun, Handoko juga mengakui bahwa hingga saat ini belum ada diskusi serius antara Projo dan Jokowi mengenai rencana tersebut. Oleh karena itu, ia enggan berspekulasi dan memilih untuk menunggu keputusan Jokowi terkait Projo. Handoko menyatakan, "Belum ada pembicaraan dengan Jokowi, namun pada waktu yang tepat, kita pasti akan membahasnya." DPP PDI Perjuangan secara resmi telah memecat Jokowi, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, dan Muhammad Bobby Afif Nasution dari keanggotaan partai, yang berlaku sejak Sabtu (14/12) yang lalu. Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun, membacakan tiga surat pemecatan yang masing-masing bernomor 1649, 1650, dan 1651, secara berurutan kepada Jokowi, Gibran, dan Bobby dalam siaran video resmi yang ditayangkan oleh PDIP di Jakarta pada hari Senin. "Saya menerima instruksi langsung dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mengumumkan secara resmi, sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai di hadapan seluruh jajaran ketua DPD partai di seluruh Indonesia," ungkap Komarudin. Ia juga menyampaikan bahwa Jokowi, Gibran, dan Bobby dipecat bersamaan dengan 27 anggota PDIP lainnya, meskipun Komarudin tidak merinci nama-nama tersebut. Dalam tiga surat yang dibacakan oleh Komarudin, PDIP mengumumkan pemecatan Jokowi, Gibran, dan Bobby sebagai sanksi yang dijatuhkan oleh partai kepada mereka. Dalam surat tersebut, ketiganya juga dilarang untuk terlibat dalam kegiatan atau menduduki posisi apapun yang menggunakan nama PDIP. “Sejak dikeluarkannya surat pemecatan ini, PDI Perjuangan tidak memiliki hubungan dan tidak bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh saudara,” ungkap Komarudin saat membacakan salah satu poin dari ketiga surat pemecatan tersebut. Dia menambahkan bahwa PDI Perjuangan akan mempertanggungjawabkan keputusan pemecatan ini dalam Kongres partai yang akan datang. “Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan jika di kemudian hari terdapat kesalahan, akan ditinjau kembali dan diperbaiki sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelas Komarudin. Ketiga surat keputusan pemecatan terhadap Jokowi, Gibran, dan Bobby ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Joko Widodo menjadi kader PDIP pada tahun 2014, sedangkan Gibran bergabung pada tahun 2019, dan Bobby pada tahun 2020.
And even instincts b
And even instincts become enough without any rustle Lit up the camp chairs came closer and fight Drunk
We were empty one Un
We were empty one Unaccustomed to give a lump
Sanych was still reg
Sanych was still regretted that neither Sashka Pahomenko I hid behind
I didn t let s right
I didn t let s right in the cab I pulled the convoy hard to