Gambar: ANTARA/Hana Kinarina
Meningkatkan Kesadaran Orang Tua Merupakan Kunci Untuk Keberhasilan Pendidikan Anak Di Indonesia
Peringatan Hari Guru di Indonesia menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran seluruh pemangku kepentingan dalam pendidikan, termasuk para orang tua.
Melalui pendekatan reflektif, diharapkan kesadaran orang tua terhadap peran strategis mereka dalam mendampingi anak semakin meningkat, sehingga dapat mendukung keberhasilan pendidikan formal di Indonesia, sebagai fondasi penting dalam membentuk masa depan generasi muda.
Selain guru, sebagai penggerak utama di lingkungan sekolah, orang tua memiliki peran signifikan dalam mendukung proses pendidikan.
Hanya saja, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak masih perlu dioptimalkan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, hanya sekitar 54 persen orang tua yang secara aktif mendampingi anak dalam belajar di rumah. Hal ini menjadi perhatian, mengingat dukungan keluarga merupakan salah satu faktor keberhasilan seseorang dalam menempuh pendidikan formal.
Penelitian Epstein (1995) tentang teori Overlapping Spheres of Influence menunjukkan bahwa kolaborasi yang baik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki dampak besar terhadap prestasi akademik siswa.
Ketika orang tua secara proaktif memberikan dukungan terhadap pendidikan anak, siswa biasanya menunjukkan tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi, mencapai hasil akademik yang lebih baik, serta mengalami perkembangan karakter yang positif.
Di Indonesia, situasi ini menjadi semakin penting mengingat berbagai tantangan dalam pendidikan formal, seperti ketidakmerataan akses pendidikan di wilayah terpencil dan rendahnya tingkat literasi digital di kalangan orang tua.
Tantangan
Berbagai penelitian mengungkapkan sejumlah hambatan yang dihadapi orang tua dalam mendukung pendidikan formal anak-anak mereka.
Hambatan pertama adalah kesibukan orang tua yang berkaitan dengan aspek ekonomi. Survei yang dilakukan oleh UNICEF pada tahun 2022 menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen orang tua bekerja lebih dari 8 jam setiap harinya, sehingga waktu yang tersedia untuk keluarga menjadi sangat terbatas dan menyulitkan mereka untuk meluangkan waktu dalam mendampingi anak belajar.
Hambatan lainnya adalah kurangnya pemahaman orang tua mengenai kurikulum pendidikan yang berlaku. Banyak orang tua merasa tidak percaya diri dalam memberikan dukungan terhadap pembelajaran anak karena ketidakpahaman mereka terhadap materi atau metode pembelajaran yang modern.
Selanjutnya, terdapat ketimpangan dalam akses teknologi. Dalam konteks pembelajaran daring, data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa hanya 78 persen rumah tangga yang memiliki akses internet, yang berpengaruh pada efektivitas pembelajaran di rumah.
Refleksi
Hari Guru seharusnya tidak hanya dipandang sebagai perayaan bagi para pendidik, tetapi juga sebagai kesempatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama orang tua, mengenai pentingnya kolaborasi dalam pendidikan.
Terdapat beberapa langkah strategis yang dapat diambil untuk mendorong kolaborasi ini, antara lain dengan memberikan edukasi dan mendorong partisipasi orang tua.
Program-program di sekolah dapat mencakup pelatihan atau lokakarya yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang kurikulum, metode pembelajaran, dan pengasuhan yang berbasis pendidikan. Sebagai contoh, beberapa sekolah di Yogyakarta telah berhasil mengintegrasikan sesi kelas orang tua dengan hasil yang positif dalam meningkatkan keterlibatan orang tua.
Pentingnya komunikasi antara sekolah dan orang tua juga perlu ditingkatkan untuk menegaskan kembali pentingnya kolaborasi dalam pendidikan anak.
Berdasarkan penelitian Grant & Ray (2019), komunikasi yang terbuka dan konsisten antara guru dan orang tua dapat membangun kepercayaan serta memperkuat dukungan terhadap siswa. Penggunaan aplikasi penghubung antara sekolah dan orang tua, seperti Schoology atau Edmodo, dapat menjadi solusi yang inovatif.
Selain itu, pemanfaatan teknologi digital juga sangat penting. Di era digital ini, platform pembelajaran daring dapat berfungsi sebagai jembatan untuk mengatasi keterbatasan akses. Oleh karena itu, program literasi digital bagi orang tua di daerah terpencil dapat membantu mereka dalam mendukung anak-anak dalam pembelajaran daring.
Dalam studi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2022, tercatat bahwa hanya 47 persen orang tua yang terlibat dalam aktivitas belajar anak di rumah lebih dari tiga kali seminggu.
Tingkat partisipasi orang tua yang rendah merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan, mengingat hal ini berhubungan dengan prestasi anak.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki orang tua yang aktif berpartisipasi dalam pendidikan mereka memperoleh skor rata-rata 30 poin lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang orang tuanya kurang terlibat.
Rekomendasi
Peringatan Hari Guru seharusnya menjadi momen refleksi bersama untuk memperkuat peran semua pihak, termasuk orang tua, dalam mendukung pendidikan formal. Dengan meningkatkan kesadaran orang tua, diharapkan anak-anak Indonesia dapat memperoleh pendidikan yang lebih berkualitas dan menyeluruh.
Kerja sama antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah sangat penting untuk menghadirkan program-program yang mendorong partisipasi aktif orang tua. Beberapa langkah yang dapat direkomendasikan terkait hal ini adalah sebagai berikut.
Pertama, pemerintah perlu meluncurkan kampanye nasional yang mengedukasi orang tua mengenai pentingnya keterlibatan mereka dalam pendidikan formal.
Kedua, sekolah sebaiknya memperluas program berbasis komunitas untuk memperkuat hubungan dengan keluarga siswa.
Ketiga, perlu adanya kolaborasi yang efektif dengan sektor swasta untuk memastikan akses teknologi yang merata, terutama di daerah-daerah terpencil.