Foto: ANTARA/Pamela Sakina

Dokter: Masalah Kesehatan Mental Dapat Memperparah Keadaan Diabetes

Jumat, 15 Nov 2024

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin dan metabolik, Rulli Rosandi, mengungkapkan bahwa masalah kesehatan mental dapat memperburuk kondisi diabetes, yang merupakan penyakit kronis yang memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin dan glukosa.

"Menurut data dari IDF, tiga dari empat individu yang menderita diabetes mengalami gangguan kecemasan, dan depresi sering kali terkait dengan diagnosis tersebut. Empat dari lima orang mengalami kelelahan mental," jelas dr. Rulli Rosandi, Sp.PD-KEMD, di Jakarta pada hari Kamis, merujuk pada informasi dari International Diabetes Federation.

"Oleh karena itu, kondisi mental memiliki dampak yang signifikan," tambah lulusan Universitas Brawijaya tersebut dalam sebuah diskusi untuk memperingati Hari Diabetes.

Ia menjelaskan bahwa gangguan kesehatan mental seperti stres dapat memicu tubuh untuk memproduksi hormon kortisol.

Hormon kortisol berfungsi berlawanan dengan insulin, yang merupakan hormon yang membantu tubuh dalam menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi dan mengatur kadar gula darah.

"Stres akan memicu pelepasan hormon kortisol, dan cara kerja kortisol bertentangan dengan insulin. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kadar gula darah, karena kadar kortisol yang lebih tinggi," ungkap dokter Rulli.

Saat mengalami stres, kortisol dilepaskan untuk membantu tubuh menghadapi tekanan dengan meningkatkan kadar glukosa dalam darah.

Hormon ini mendorong hati untuk memproduksi glukosa dalam jumlah yang lebih banyak dan menurunkan sensitivitas sel terhadap insulin. Sebagai hasilnya, kadar gula dalam darah akan mengalami peningkatan.

Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mengarah pada resistensi insulin, yaitu suatu keadaan di mana tubuh mengalami kesulitan dalam memanfaatkan insulin secara efisien.

Pada individu yang menderita diabetes tipe 2, stres kronis dan tingginya kadar kortisol dapat memperburuk kondisi resistensi insulin.

Sementara itu, pada penderita diabetes tipe 1, di mana tubuh tidak memproduksi insulin, stres dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah yang lebih signifikan.

Dokter Rulli menjelaskan bahwa penggunaan obat-obatan yang sering diresepkan untuk mengatasi masalah kesehatan mental, seperti antipsikotik, dapat memperburuk kondisi diabetes.

"Apabila seseorang mengalami gangguan mental yang serius dan mengonsumsi obat antipsikotik, hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar pasien dengan gangguan kesehatan mental yang juga menderita diabetes atau memiliki riwayat diabetes dalam keluarga sebaiknya berkonsultasi dengan psikiater untuk menentukan pilihan obat yang sesuai.

"Disarankan untuk memilih antipsikotik yang lebih baru, dari generasi terbaru, yang cenderung tidak meningkatkan kadar gula darah," tambahnya.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar