Gambar: Dok RS PELNI

Layanan Radioterapi Untuk Penanganan Kanker Meningkat Di RS PELNI

Kamis, 31 Okt 2024

Layanan pengobatan kanker melalui radioterapi di Jakarta semakin berkembang dengan dibukanya fasilitas baru di RS PELNI Jakarta, yang mulai menerima pasien BPJS Kesehatan sejak awal November 2024. Data menunjukkan bahwa sekitar 50-60 persen kasus kanker memerlukan pengobatan radioterapi. Namun, tidak semua rumah sakit di Indonesia menyediakan layanan ini, dan sebagian besar masih terkonsentrasi di kota-kota besar. Di Jakarta, layanan radioterapi umumnya tersedia di rumah sakit pemerintah, seperti RSCM, RS Kanker Dharmais, RS Persahabatan, RSPAD Gatot Subroto, dan RSUD Pasar Minggu, serta beberapa rumah sakit swasta. Direktur Utama RS PELNI, Ary Setyo Nugroho, menyatakan bahwa sejak tahun 2020 hingga saat ini, rumah sakit PELNI telah menangani 100.000 kasus kanker. Ia juga menjelaskan bahwa layanan radioterapi sebenarnya telah dibuka sejak Februari 2024, namun baru mulai menerima pasien BPJS Kesehatan pada awal November 2024.

Kerjasama dengan BPJS diharapkan dapat memperluas akses masyarakat Indonesia terhadap layanan radioterapi. Rumah sakit PELNI mampu memberikan pelayanan kepada sekitar 70 pasien setiap harinya untuk radioterapi, ungkapnya.

Layanan radioterapi ini dilengkapi dengan teknologi mutakhir, seperti CT Simulator, Brakhiterapi 3D, dan LINAC (Linear Accelerator). Dokter spesialis onkologi radiasi di RS PELNI, dr. Sinta P. Dewi, Sp.Onk.Rad, menjelaskan bahwa radioterapi memiliki manfaat dan peran yang signifikan dalam pengobatan kanker, setara dengan pembedahan dan terapi sistemik. "Radioterapi dapat digunakan sebagai terapi utama bagi pasien kanker, atau sebagai terapi tambahan yang mendampingi pembedahan dan terapi sistemik. Selain itu, radioterapi juga dapat diterapkan pada kasus metastasis kanker, kanker yang menyebabkan nyeri, serta kanker yang mengalami perdarahan," ungkap dr. Sinta.

Radioterapi, yang dijelaskan di situs rumah sakit kanker dharmais.co.id, merupakan salah satu metode pengobatan kanker yang memanfaatkan radiasi pengion. Radiasi ini dapat berasal dari sumber radioaktif atau alat linear accelerator. Tujuan utama dari terapi ini adalah untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker serta mencegah penyebarannya ke organ-organ lain dalam tubuh pasien. Berbeda dengan kemoterapi yang bersifat sistemik, terapi radiasi berfokus pada area tertentu atau loko-regional, yaitu lokasi tumor itu sendiri. Prosesnya melibatkan pengarahan radiasi ke bagian tubuh yang ditargetkan untuk pengobatan. Sebagai ilustrasi, pada pasien dengan kanker serviks, radiasi tidak hanya diarahkan pada serviks, tetapi juga mencakup kelenjar getah bening yang berfungsi sebagai jalur bagi sel kanker untuk menyebar ke bagian tubuh lainnya.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar