Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melaksanakan penyelidikan terkait kecelakaan pesawat Sam Air yang terjadi di Pohuwato. Pesawat Sam Air mengalami kecelakaan di area tambak Desa Imbodu, Kecamatan Randangan, yang berdekatan dengan bandara Panua Pohuwato, pada hari Minggu (20/10). Penyelidikan ini mencakup beberapa aspek, termasuk pemeriksaan rekaman komunikasi penerbangan, kondisi teknis pesawat, serta faktor cuaca pada saat kejadian. Sejak insiden jatuhnya pesawat Sam Air, personel gabungan TNI-Polri telah dikerahkan untuk menjaga keamanan di lokasi kecelakaan. Pengamanan ini sangat penting agar proses penyelidikan dapat berlangsung tanpa gangguan dan agar bukti di lokasi tetap terjaga. “Lokasi kecelakaan telah kami sterilkan. Hanya tim investigasi dan pihak berwenang yang diizinkan untuk masuk demi memastikan bukti tetap utuh,” ungkap Kapolda Gorontalo, Irjen Pol. Drs. Pudji Prasetijanto Hadi, melalui Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Pol. Desmont Harjendro, pada hari Selasa (22/10), sebagaimana dikutip dari Tribratanews.gorontalo.polri.go.id. Polda Gorontalo bertindak cepat untuk mendampingi tim KNKT dalam proses penyelidikan terkait jatuhnya pesawat Sam Air di Kecamatan Randangan. Tindakan ini diambil untuk memastikan kelancaran proses investigasi serta mengamankan lokasi kejadian. Polda Gorontalo siap memberikan dukungan kepada KNKT, baik dalam hal pengamanan area maupun penyediaan data dan akses yang diperlukan. Fokus utama kami adalah mendukung proses investigasi agar berlangsung secara transparan dan akurat. Desmont menjelaskan beberapa peran Polri dalam upaya evakuasi, antara lain melakukan pengamanan di lokasi kecelakaan, menyediakan mobil ambulans dari RS Bhayangkara untuk membawa korban ke rumah sakit, melakukan identifikasi terhadap korban, serta mengantarkan jenazah korban kepada keluarganya. Langkah-langkah ini merupakan respons cepat dari Polri, khususnya Polda Gorontalo, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi dan pihak-pihak terkait untuk melakukan investigasi lebih lanjut mengenai insiden ini. “Saya berharap proses investigasi dapat berjalan dengan baik, dan langkah-langkah pencegahan di masa mendatang dapat diambil untuk meningkatkan keselamatan penerbangan,” ungkap Lukman. Pada tanggal 20 Oktober 2024, pesawat perintis milik PT Sam Air dengan nomor registrasi PK-SMH (DHC6) mengalami kecelakaan di Bandara Panua, Pohuwato. Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Bandara Djalaluddin, Gorontalo, menuju Bandara Panua, Pohuwato. Pesawat dipiloti oleh Capt. M. Saefurubi A, dengan First Officer M. Arthur V. G, serta seorang teknisi bernama Budijanto. Selain awak pesawat, terdapat satu penumpang bernama Sri Meyke Male. Kronologi peristiwa menunjukkan bahwa pesawat PK-SMH lepas landas dari Bandara Gorontalo pada pukul 07:03 WITA (23:03 UTC) dengan estimasi waktu kedatangan (ETA) pada pukul 07:33 WITA (23:33 UTC) dalam kondisi cuaca yang berawan. Pesawat kehilangan kontak pada pukul 07:22 WITA (23:22 UTC) dan beberapa jam setelahnya, pesawat ditemukan dalam keadaan hancur total akibat kecelakaan di area rawa sebelum runway 27 Bandara Pohuwato. Kecelakaan ini mengakibatkan empat orang, termasuk Pilot, First Officer, Teknisi, dan satu penumpang, meninggal dunia. Para korban telah dievakuasi ke Puskesmas Motolohu Pohuwato.