Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah menyatakan bahwa pencalonan Bellinda Putri sebagai calon wakil bupati Kudus dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, yang akan mendampingi Samani Intakoris sebagai calon bupati Kudus, merupakan indikasi nyata dari emansipasi perempuan dalam konteks pilkada. "Pencalonan Bellinda menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam Pilkada," ungkap Dedi Kurnia Syah, yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), dalam pernyataan yang diterima ANTARA pada hari Sabtu. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa hampir di setiap provinsi terdapat pemimpin perempuan. "Kondisi ini jelas mencerminkan implementasi emansipasi perempuan, karena karakteristik perempuan tidak dibatasi oleh konstitusi kita. Negara hanya mengatur batas usia dan dukungan politik, sedangkan tidak ada ketentuan mengenai jenis kelamin, yang tentunya menjadi bukti emansipasi gender," jelasnya. Dedi berpendapat bahwa kepemimpinan perempuan adalah hasil dari proses politik dan demokrasi yang murni di Indonesia. "Keterlibatan perempuan dalam kepemimpinan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi krisis pemimpin perempuan, tetapi juga diperlukan karena kemampuan kepemimpinan yang dimiliki," ungkapnya. Lucius Karus, peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), juga memberikan apresiasi terhadap partisipasi perempuan sebagai pemimpin di berbagai daerah. "Meski bukan isu utama, kemunculan calon kepala daerah perempuan atau wakilnya di beberapa wilayah tetap patut mendapatkan penghargaan," tambahnya. Lucius mengakui bahwa representasi perempuan dalam pemilihan kepala daerah tidak banyak dibahas, karena perhatian masyarakat lebih tertuju pada dukungan partai politik. "Diskusi atau perhatian publik lebih banyak terfokus pada upaya memperoleh dukungan partai politik yang sebanyak-banyaknya untuk calon yang memiliki peluang menang yang tinggi," jelasnya.